Panduan P5

Webinar Projek Profil Kampus Guru Cikal: Panduan Sukses P5

Kampus Guru Cikal (KGC) menggelar webinar dengan tema “Sukses Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Bagaimana Caranya?”. Webinar yang digelar pada Selasa (28/11) ini berkolaborasi dengan Platform Merdeka Mengajar dan dihadiri lebih dari 250 guru. Marsaria Primadonna selaku ketua KGC, menjadi narasumber webinar. Dia meluruskan pemahaman mengenai projek profil agar guru dapat mengimplementasikannya dengan tepat. Baca juga: Festival Siap Kurikulum Merdeka: Projek Profil yang Tepat “Tujuan projek profil adalah murid memiliki kompetensi. Orang yang memiliki kompetensi, tidak hanya memiliki pengetahuan, tapi juga pemahaman, keterampilan, perilaku, dan berbagi dengan aksi untuk lingkungan sekitarnya,” jelas Pima, sapaan akrab Marsaria. “Jadi, ini kenapa kita menggunakan pembelajaran berbasis projek di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” sambungnya. Panduan P5: 5 Hal yang Perlu Guru dan Sekolah Perhatikan Guru dan sekolah seringkali salah paham terhadap penerapan projek profil. Menurut Pima, berikut lima hal yang perlu guru ketahui tentang projek profil agar kompetensi murid tercapai. 1. Berawal dari Keresahan Murid Projek profil merupakan projek lintas  disiplin ilmu yang berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di sekitar lingkungan masing-masing sekolah. Oleh karenanya projek harus berawal dari masalah, keresahan, atau tantangan murid terhadap sekitarnya. 2. Tidak Harus Berkelompok Kompetensi murid bisa dicapai baik secara individu maupun berkelompok. Pembelajaran projek profil seharusnya bisa memfasilitasi murid untuk belajar mandiri secara individu, kelompok kecil, maupun kelompok besar, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan. Baca juga: Empat Strategi Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Murid 3. Harus Berdiferensiasi Pembelajaran berbasis projek memberi kesempatan murid untuk melalui proses pembelajaran yang berbeda, kesiapan berbeda, dan produk yang berbeda. Pima menegaskan, 4. Murid Belajar Mandiri Projek profil memungkinkan murid untuk memahami konsep melalui praktik, belajar mencari informasi dengan mandiri. Guru tidak perlu menjelaskan semua ke murid. Kesalahan adalah hal yang wajar dan dapat didiskusikan bersama. 5. Berbeda dengan Membuat Projek Membuat projek hanya fokus pada tujuan membuat barang. Sedangkan pembelajaran projek profil fokus pada prosesnya karena tujuannya adalah kompetensi. Murid melalui proses mendefinisikan masalah, menghasilkan ide, membuat prototipe, dan pengujian. Buku Sukses Projek Profil Pelajar Pancasila Sebagai Panduan P5 Pada webinar ini, hadir pula Inge Regitta, guru Guru SD Negeri Karawaci 13 Tangerang, menjadi narasumber yang berbagi praktik baik. Dia menceritakan pengalamannya menggunakan Buku Sukses Projek Profil dari Kampus Guru Cikal. Setiap aktivitasnya, Inge mengikuti panduan yang ada di buku tersebut. Dia memilih aktivitas yang sederhana karena ini merupakan penerapan projek profil pertama di sekolahnya. Baca juga: Darurat Iklim, Ini 3 Cara Menumbuhkan Green Behaviour di Sekolah “Di buku sudah disediakan kanvas belajar, untuk alat diskusi, berpikir, kerja berkelompok. Kanvas bisa diperbanyak sesuai jumlah murid. Banyak aktivitas pilihannya, dari diskusi, mengadakan kegiatan di luar sekolah untuk observasi, permainan,” jelas Inge. Inge menjelaskan, karena tersedia banyak pilihan aktivitas, dia bisa bebas memilih sesuai kebutuhannya. Sebagai guru sekolah dasar, beberapa aktivitas yang Inge pilih merupakan aktivitas yang berhubungan dengan banyak gambar. “Murid senang bahkan antusias ketika saya berkata, hari ini kita lanjut projek profilnya ya, karena ada gambarnya, ada aktivitas bergeraknya,” pungkas Inge. Dapatkan buku panduan P5 dari Kampus Guru Cikal: 1. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan, Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan Bonus tema: Kewirausahaan dan Rekayasa dan Teknologi, beli di sini. 2. Tema Kewirausahaan, Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan Bonus tema: Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal Ika, beli di sini.

Webinar Projek Profil Kampus Guru Cikal: Panduan Sukses P5 Read More »

Festival Pameran Karya P5

Festival Pameran Karya P5 di Bogor

  Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Bogor menggelar Festival Pameran Karya. Kegiatan berlangsung pada Minggu (3/12) di Aula Dinas Pendidikan Kota Bogor. Acara ini sekaligus merupakan rangkaian belajar bagi 2000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023. WIT merupakan program apresiasi untuk guru berupa program belajar untuk meningkatkan kompetensi. Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) selama tiga bulan. Baca juga: 15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5 “Guru peserta WIT tidak hanya belajar, namun juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari. Ini ruang yang kami fasilitas untuk berbagi. Tentu harapannya, kedepan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM. Sebagai komponen baru, masih banyak guru dan sekolah yang bingung cara menerapkan P5. Tidak sedikit yang mengalami miskonsepsi, sehingga hasil belajar murid tidak maksimal. Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang ditampilkan tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya. “Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu tujuannya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter murid,” kata Rizqy. Baca juga: 20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5 Selain Bogor, Festival Pameran Karya juga akan digelar di Palembang, Batu, dan Makassar. Di Bogor terdapat 7 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan 8 guru berbagi praktik baik. P5 Gaya Hidup Berkelanjutan: Proses Meningkatkan Kepedulian Murid Pada Lingkungan Novia Nurrahmah, guru SMA Negeri 2 Cikarang, menjadi salah satu peserta WIT yang terpilih untuk jadi narasumber praktik baik. Dia berbagi pengalamannya menjadi guru fasilitator P5 di sekolahnya dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”. “Di sekolah saya kemarin menerapkan alur temukan, bayangkan, dan lakukan, sesuai dengan panduan Buku Kerja Sukses Projek Profil Kampus Guru Cikal. Perubahan pada murid terlihat. Salah satunya lebih berani untuk saling mengingatkan agar membuang sampah pada tempatnya,” kata Novia. Berikut tiga tahapan yang dijelaskan oleh Novia. Pertama, tahap temukan, Novia mengajak murid untuk school tour. Murid mengamat lingkungan sekolah sambil memungut sampah yang mereka temukan. Setelah itu mereka refleksi dengan memberi pendapat mengenai kebersihan lingkungan sekolah.Kegiatan berikutnya, murid menonton film dokumenter tentang sampah untuk menambah informasi tentang jenis-jenis sampah. Baca juga: Pameran Karya WIT di Palembang: 12 Sekolah Unjuk Hasil Belajar P5 Tahap kedua, yakni bayangkan, Novia memberi judul aktivitasnya dengan “Kemana Perginya Sampahku?”. Novia mengajak murid berdiskusi mengenai mengapa ada banyak sampah di ruang kelas. Murid mendapat pertanyaan “apa yang saya rasakan ketika melihat sampah-sampah tersebut?”. “Dari beberapa diskusi yang sudah kami lakukan, murid mulai merasa bahwa banyaknya sampah di ruang kelas itu tanggung jawab bersama. Mereka mulai resah dengan kondisi tersebut,” ungkap Novia. Pada tahap lakukan, murid belajar dampak dan aktivitas penanganan sampah pada konteks global, seperti global warming. Dari situ murid belajar bahwa banyak cara yang bisa mereka lakukan untuk turut mendukung gaya hidup berkelanjutan. Murid kemudian bersepakat ingin membuat kampanye dengan berbagai media. Ada yang membuat poster, infografis, dan beberapa media lainnya. “Perjalanan belajar ini benar-benar menunjukkan perubahan pada murid. Setidaknya mulai sadar, kalau sampah itu buang pada tempatnya tidak mereka biarkan saja di kelas,” tutup Novia. (YMH)

Festival Pameran Karya P5 di Bogor Read More »

projek penguatan profil pelajar pancasila

15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5

Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Makassar menggelar Festival Pameran Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan berlangsung pada Minggu (3/12) di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan dan disiarkan secara daring melalui YouTube. Acara ini merupakan rangkaian belajar bagi 2000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023.  Baca juga: 20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5 WIT merupakan program apresiasi untuk guru berupa program belajar untuk meningkatkan kompetensi. Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan P5 selama tiga bulan. “Guru peserta WIT tidak hanya belajar, namun juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari. Ini ruang yang kami fasilitas untuk berbagi. Tentu harapannya, kedepan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM. Sebagai komponen baru, masih banyak guru dan sekolah yang bingung bagaimana menerapkan P5. Tidak sedikit yang mengalami miskonsepsi, sehingga hasil belajar murid tidak maksimal. Baca juga: Pameran Karya WIT di Palembang: 12 Sekolah Unjuk Hasil Belajar P5 Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang tampil tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya. “Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu outputnya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid, kompetensi murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter dan kompetensi murid,” kata Rizqy. Selain Makassar, Festival Pameran Karya juga ada di Palembang, Batu, dan Bogor. Di Makassar terdapat 15 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan lima guru berbagi praktik baik. Pameran Karya P5: Gunakan Buku Kerja dari Kampus Guru Cikal Yusminiwati, guru SMA Islam Athirah 1 Makassar, salah satu narasumber praktik baik, berharap, pameran karya sering digelar di Makassar. Menurutnya, pameran karya merupakan ajang pemberian apresiasi atas proses belajar murid sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi. Pada kesempatan itu, Yusminiwati, menceritakan proses pembelajaran P5 di sekolahnya dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya. Selama penerapan, dia mendapat pendampingan dari tim WIT dan fasilitas Buku Kerja Sukses Projek Profil dari Kampus Guru Cikal. “Kami gabungkan dengan kegiatan pramuka. Topiknya Get Your Mental Health Better at Scouting. Tujuannya agar murid lebih aware terhadap kesehatan mental diri sendiri dan teman-teman sekitarnya,” terang guru kelas X itu. Baca juga: Festival Pameran Karya P5 di Bogor Yusminiwati bersama rekan guru fasilitator P5 lainnya menggunakan alur temukan, bayangkan, lakukan, dan bagikan. Pada tahap temukan, beberapa aktivitas yang murid lakukan bertujuan meningkatkan pemahaman murid mengenai kesehatan mental, salah satunya sesi sharing bersama psikolog. Kemudian pada tahap bayangkan, murid mengerjakan lembar kerja (LK) mind-mapping. Murid menulis aktivitas apa saja yang bisa dilakukan selama camping yang dapat mendukung kesehatan mentalnya (emotional wellbeing). Selanjutnya di tahap lakukan, murid melakukan focus group discussion dan berkomitmen untuk berperilaku positif selama camping. Perilaku positif seperti tidak ada senioritas, rajin beribadah, dan saling membantu dalam setiap aktivitas. Pada tahap bagikan, murid melakukan kampanye agar apa kesadaran terhadap isu mental semakin luas. Murid memilih cara yang berbeda-beda, ada yang membuat poster, infografis, hingga vlog. “Pelibatan murid, kolaborasi dalam prosesnya, merupakan pembelajaran bermakna bagi murid dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.  Terima kasih banyak kami ucapkan untuk program WIT yang mendukung kami para guru agar bisa memberikan pembelajaran bermakna ini. Kami bangga menjadi bagian dari WIT 2023. Semoga sukses selalu,” tutup Yusminiwati. (YMH)

15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5 Read More »

pameran karya projek penguatan profil pelajar pancasila

20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5

Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Batu menggelar Festival Pameran Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan berlangsung pada Minggu (3/12) di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur. Acara ini sekaligus merupakan rangkaian belajar bagi 2000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023. Baca juga: 15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5 WIT merupakan program apresiasi untuk guru berupa program belajar untuk meningkatkan kompetensi. Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan P5 selama tiga bulan. “Guru peserta WIT tidak hanya belajar, namun juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari. Ini ruang yang kami fasilitas untuk berbagi. Tentu harapannya, kedepan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM. Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang tampil tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya. Baca juga: Pameran Karya WIT di Palembang: 12 Sekolah Unjuk Hasil Belajar P5 “Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu outputnya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter murid,” kata Rizqy. Selain Batu, Festival Pameran Karya juga akan digelar di Palembang, Makassar, dan Bogor. Di Batu terdapat 20 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan 13 guru berbagi praktik baik. P5 Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A: Tingkatkan Kesadaran Murid Terhadap Makanannya Aidatul Khanifah, guru SD Negeri 4 Pandesari, terpilih menjadi narasumber praktik baik. Dia berharap pameran karya lebih sering diadakan. Pasalnya, pameran karya memberi kesempatan pada murid untuk menunjukkan proses belajarnya, tidak hanya fokus pada hasil. Guru antar sekolah juga bisa saling menginspirasi. Pada kesempatan itu, Aidatul berbagi pengalaman menerapkan P5 tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang didampingi oleh tim WIT. Dia memakai alur temukan, bayangkan, dan lakukan yang ada di Buku Kerja SUKSES Projek Profil. Baca juga: Festival Pameran Karya P5 di Bogor Pada tahap temukan, Aidatul menggelar beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan kepekaan murid terhadap lingkungan. Diantaranya jalan santai sambil mengambil sampah yang ditemukan, diskusi mengenai asal sampah, menonton bersama “Kisah Si Paus”, membaca bersama buku “Lutfan dan Si Monster” lalu mendiskusikannya, dan terakhir kunjungan ke tempat pengelolaan sampah terpadu. Selanjutnya di tahap bayangkan, dia mengajak murid membayangkan dunia tanpa sampah. Murid melakukan beragam aktivitas bersama. Salah satunya melakukan aktivitas bersama orang tua untuk mengetahui pengelolaan sampah di rumah dan bersepakat memilah sampah yang masih bisa bermanfaat. “Pada tahap ini, empati murid semakin meningkat. Apa yang mereka rasakan ketika melihat sampah, hingga mereka menyadari kalau sampah adalah tanggung jawab bersama,” jelas Aidatul. Setelah itu, murid melakukan wawancara pada narasumber aktivis lingkungan untuk mengklarifikasi pengetahuan mereka tentang sampah. Dari ilmu yang mereka dapatkan, Aidatul mengajak murid berdiskusi dan bersepakat mengenai apa saja yang bisa mereka lakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan. Tahap ini merupakan tahap lakukan. Ada tiga kesepakatan, yaitu reduce dengan menghabiskan bekal yang mereka bawa dari rumah, reuse dengan membuat kreasi sampah diawali dengan memilah sampah, dan melakukan kampanye. “Saya merasa perjalanan belajar P5 seperti ini lebih bermakna dan menyenangkan untuk murid. Tidak hanya fokus membuat produk, tapi prosesnya. Saya sangat terbantu dengan program WIT yang mendampingi penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Banyak pengetahuan yang memang saya butuhkan,” tutup Aidatul. (YMH)

20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5 Read More »

#KejarCita Yayasan Guru Belajar NusantaRun

#KejarCita: Lari 168 KM Sambil Galang Dana untuk Student Athlete

. Finisher Full Course (167 km) pertama, Ichsan Juanda, sampai di finish line, Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi, pada Minggu (3/12), setelah berlari sejak Jumat (1/12) pukul 19.00 WIB dari Lumajang. NusantaRun berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar (YGB) kembali menggelar kegiatan penggalangan dana dengan cara berlari ultra marathon pada Jumat (1/12).  Enam belas pelari kategori full course (167 kilometer) memulai start di Pendopo Arya Wiraraja, Kabupaten Lumajang pada pukul 19.00 WIB. Kegiatan ini merupakan rangkaian program #KejarCita. Sementara itu, 42 pelari kategori half course (75 kilometer) memulai start di PPG Cluster Durian, Kabupaten Jember hari ini, Sabtu (2/1), pukul 17.00 WIB. Garis finish berlokasi di Pendopo Sabha Swagata, Kabupaten Banyuwangi.  Tidak hanya berlari, 58 pelari NusantaRun juga menggalang dana melalui Kitabisa dengan misi mewujudkan program Student Athlete. Peserta program adalah student athlet dari keluarga tidak mampu di Jawa Timur, khususnya di Probolinggo, Lumajang, Jombang, dan Banyuwangi.  Founder NusantaRun, Jurian Andika, mengatakan, tahun ini menjadi tahun penutup penyelenggaraan NusantaRun di Pulau Jawa setelah 11 tahun berlari menyusuri rute Pulau Jawa yang dimulai pada 2013 di Jakarta dan terus berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu provinsi ke provinsi lainnya.  “Sahabat NusantaRun (komite) akan selalu bersyukur atas dukungan semua pihak yang membuat NusantaRun masih terus dan akan terus berlari. Kami menyusuri Indonesia dan berkontribusi untuk mengakselerasi dunia pendidikan di Indonesia,” kata Jurian. Jurian mendeskripsikan rute tahun ini yaitu NusantaRun Chapter 11: Final Java Series sebagai salah satu rute terpanjang yang pernah dilakukan. Pasalnya, untuk rute yang sangat panjang, pastinya memiliki tantangan fisik sangat berat. Tidak hanya bagi pelari, tetapi juga bagi relawan.  “Khusus untuk tahun ini, tantangan menjadi lebih nyata karena venue adalah yang terjauh dari domisili mayoritas Sahabat NusantaRun (komite) sehingga membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya ekstra bagi masing-masing Sahabat NusantaRun yang berkontribusi,” imbuh Jurian. “Semoga semua pelari dapat menyelesaikan perjalanan NusantaRun Chapter 11: Final Java Series dengan sehat dan selamat serta dana yang terkumpul dapat bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia, khususnya untuk membantu atlet pelajar dari keluarga tidak mampu di Jawa Timur,” lanjut Jurian. Seluruh Hasil Donasi untuk Pengembangan Student Athlete di Jawa Timur Empat puluh dua pelari kategori half course (75 KM) berangkat dari start line, PPG Cluster Durian, Jember, pada Sabtu (2/12). Rizqy Rahmat Hani selaku perwakilan Yayasan Guru Belajar yang menjadi mitra program NusantaRun menjelaskan, dana yang nanti berhasil dikumpulkan oleh para pelari akan digunakan untuk Program #KejarCita yang bertujuan untuk pengembangan atlet pelajar di Jawa Timur.  “Program #KejarCita berfokus pada pembangunan kapasitas para pelatih, pendidik, dan orang tua. Sehingga akan terus memberikan manfaat jangka panjang bagi komunitas atlet pelajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa dukungan dan sumber daya dari YGB dan NusantaRun dapat berdampak secara berkelanjutan. Bukan hanya solusi jangka pendek,” jelas Rizqy. Melalui Program #KejarCita, ia berharap dapat melahirkan generasi baru atlet pelajar yang tidak hanya berhasil di tingkat lokal atau nasional. Namun, juga mampu bersaing di kancah internasional sebagai atlet profesional. Kepada pelari, Rizqy berpesan agar mengingat setiap langkah mereka bukan hanya membawa pelari lebih dekat ke garis finish, tetapi juga membawa mimpi para atlet pelajar menjadi kenyataan.  “Dukungan pelari memiliki arti yang luar biasa bagi atlet pelajar serta memberikan motivasi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk terus berkembang. Pelari adalah pahlawan bagi mereka, dan usaha pelari adalah bagian tak terpisahkan dari kesuksesan mereka,” ungkap Rizqy.

#KejarCita: Lari 168 KM Sambil Galang Dana untuk Student Athlete Read More »