Kampus Guru Cikal

hasil PISA 2022

Skor PISA Diumumkan: 3 Kunci Tingkatkan Literasi-Numerasi

Kemendikbudristek mengumumkan hasil skor PISA 2022 pada Selasa (5/12) secara daring melalui saluran YouTube. PISA merupakan studi internasional yang menilai sistem pendidikan melalui pengukuran kompetensi literasi dan numerasi murid. Nadiem Makarim, Mendikbudristek, menyampaikan, meskipun skor literasi dan numerasi murid Indonesia turun, tapi peringkatnya naik dibanding hasil PISA terakhir tahun 2018. Hal ini membuktikan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia menghadapi bencana COVID-19. “Dampak daripada pandemi dan learning loss yang dihadapi Indonesia, pemulihannya itu jauh lebih cepat dari rata-rata negara lain di dunia. Ini menunjukkan ketangguhan sistem kita dan strategi yang kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan ternyata efektif,” jelas Nadiem. Strategi yang Nadiem sebut merujuk pada penerapan Kurikulum Darurat. Kurikulum Darurat merupakan Kurikulum 2013 dengan materi yang disederhanakan agar pembelajaran dapat lebih mendalam. Pada masa pandemi, satuan pendidikan memiliki tiga opsi kurikulum, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Prototipe, dan Kurikulum Darurat. Berdasar hasil riset, Nadiem mengungkapkan, sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat mengalami learning loss jauh lebih rendah dibanding sekolah yang tetap menggunakan Kurikulum 2013. “Dimana hasil belajar satu tahun di sekolah yang benar-benar menerapkan Kurikulum Darurat, kurikulum yang jauh lebih ramping, lebih sederhana, mudah dimengerti, yang esensial saja yang difokuskan, learning loss yang mereka hadapi jauh lebih kecil dibanding sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013, hanya kehilangan 1 bulan dibanding 5 bulan,” terangnya merujuk pada penelitian Kemendikbudristek pada tahun 2021.. Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, mengapresiasi kebijakan Kemendikbudristek yang  memberi pilihan pada sekolah untuk memilih satu dari tiga kurikulum. Pilihan tersebut menunjukkan kementerian menghargai kewenangan sekolah untuk menentukan kurikulum terbaik untuk murid-murid di sekolahnya.  “Sudah terlalu, keputusan diputuskan total oleh pemerintah pusat, tanpa menghargai kewenangan sekolah yang lebih paham kondisi murid dan daerah. Dengan hasil PISA menunjukkan bahwa pilihan kurikulum yang dipilih oleh sekolah terbukti membantu Indonesia tetap tangguh terhadap ancaman learning loss,” kata Bukik. Bukik mengajak guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk bergerak bersama memperluas dan meningkatkan kualitas penerapan kurikulum merdeka.  “Mungkin belum bisa menyeluruh, tapi setidaknya bisa memprioritaskan 3 agenda kunci: manajemen kelas, asesmen di awal pembelajaran dan diferensiasi pembelajaran. Bila 3 agenda kunci ini terlaksana, niscaya akan ada peningkatan literasi, numerasi dan karakter murid di sebuah sekolah,” terangnya. Selain itu, Bukik juga menyarankan agar guru mengajak murid berdiskusi saat menentukan asesmen, “Bila didiskusikan bersama murid, maka asesmen juga memicu perubahan perilaku dan kebiasaan belajar murid,” pungkas Bukik. (YMH)

Skor PISA Diumumkan: 3 Kunci Tingkatkan Literasi-Numerasi Read More »

platform merdeka mengajar

Kontribusi Yayasan Guru Belajar untuk Platform Merdeka Mengajar

Yayasan Guru Belajar (YGB) memenuhi undangan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek untuk hadir di sesi Gelar Wicara dalam Pekan Raya Belajar dan Berkarya. YGB hadir sebagai mitra pembangunan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan diselenggarakan pada Jumat (17/11). YGB yang kehadirannya diwakilkan Andreas Afrindo, memberi umpan balik terhadap aktivasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Menurutnya, kolaborasi mitra pembangunan dan pendidik melalui PMM merupakan kolaborasi yang bermakna. “Mitra terlibat intens di lapangan dengan pendidik, sehingga bersama Platform Merdeka Mengajar dapat menyediakan kebutuhan yang sesuai. Sesuai kebutuhan guru, kebutuhan murid, dan perkembangan pendidikan,” jelas Andreas, partnership officer YGB. “Kolaborasi ini dapat menghasilkan pengembangan bersama sumber daya pendidikan, seperti materi pelajaran, modul, atau teknik pengajaran inovatif. Sharing praktik baik pendidik melalui PMM dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar,” lanjutnya. Meskipun sudah apik secara fitur, Andreas berharap, pelibatan mitra pembangunan melalui PMM meningkat. Dia mengatakan, mitra dapat terlibat dengan menyelenggarakan pelatihan reguler dan program pengembangan profesional untuk guru.  Melalui program tersebut, guru memiliki ruang konsultasi untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi di sekolah. Yayasan Guru Belajar Memberikan Penyegaran untuk Pembekalan Kompetensi Guru Dihubungi terpisah, Bukik Setiawan selaku ketua YGB, menuturkan, YGB berkomitmen untuk mendampingi pendidik agar terlepas dari jerat miskonsepsi belajar agar bisa menerapkan merdeka belajar. Saat ini, YGB telah mendampingi 50 dinas pendidikan/Kemenag daerah. Selain itu 2219 satuan pendidikan, 703.500 guru, serta memberdayakan 1000 lebih pendidik untuk berbagi praktik baik. “YGB sudah memberikan penyegaran dan pembekalan pada sejumlah komponen proses belajar sesuai arah perubahan Kurikulum Merdeka,” ungkapnya. “Seperti persiapan alur belajar, persiapan berjejaring dengan pemerintah daerah untuk mengaktivasi kolaborasi IKM, persiapan pelatih, serta persiapan dukungan untuk memastikan keberlanjutan pendampingan guru dan satuan pendidikan melakukan IKM,” lanjut Bukik. YGB melalui satu dari tiga unitnya, yakni Kampus Pemimpin Merdeka, menggelar program pendampingan Siap Kurikulum Merdeka. Program tersebut mendampingi sekolah untuk melakukan simulasi menganalisis karakteristik sekolah, simulasi membuat kerangka Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), menyusun tujuan pembelajaran (CP, TP, dan ATP), serta memahami pengembangan Proyek Penguatan Profil Pancasila (P5).

Kontribusi Yayasan Guru Belajar untuk Platform Merdeka Mengajar Read More »

Panduan P5

Webinar Projek Profil Kampus Guru Cikal: Panduan Sukses P5

Kampus Guru Cikal (KGC) menggelar webinar dengan tema “Sukses Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Bagaimana Caranya?”. Webinar yang digelar pada Selasa (28/11) ini berkolaborasi dengan Platform Merdeka Mengajar dan dihadiri lebih dari 250 guru. Marsaria Primadonna selaku ketua KGC, menjadi narasumber webinar. Dia meluruskan pemahaman mengenai projek profil agar guru dapat mengimplementasikannya dengan tepat. Baca juga: Festival Siap Kurikulum Merdeka: Projek Profil yang Tepat “Tujuan projek profil adalah murid memiliki kompetensi. Orang yang memiliki kompetensi, tidak hanya memiliki pengetahuan, tapi juga pemahaman, keterampilan, perilaku, dan berbagi dengan aksi untuk lingkungan sekitarnya,” jelas Pima, sapaan akrab Marsaria. “Jadi, ini kenapa kita menggunakan pembelajaran berbasis projek di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” sambungnya. Panduan P5: 5 Hal yang Perlu Guru dan Sekolah Perhatikan Guru dan sekolah seringkali salah paham terhadap penerapan projek profil. Menurut Pima, berikut lima hal yang perlu guru ketahui tentang projek profil agar kompetensi murid tercapai. 1. Berawal dari Keresahan Murid Projek profil merupakan projek lintas  disiplin ilmu yang berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di sekitar lingkungan masing-masing sekolah. Oleh karenanya projek harus berawal dari masalah, keresahan, atau tantangan murid terhadap sekitarnya. 2. Tidak Harus Berkelompok Kompetensi murid bisa dicapai baik secara individu maupun berkelompok. Pembelajaran projek profil seharusnya bisa memfasilitasi murid untuk belajar mandiri secara individu, kelompok kecil, maupun kelompok besar, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan. Baca juga: Empat Strategi Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Murid 3. Harus Berdiferensiasi Pembelajaran berbasis projek memberi kesempatan murid untuk melalui proses pembelajaran yang berbeda, kesiapan berbeda, dan produk yang berbeda. Pima menegaskan, 4. Murid Belajar Mandiri Projek profil memungkinkan murid untuk memahami konsep melalui praktik, belajar mencari informasi dengan mandiri. Guru tidak perlu menjelaskan semua ke murid. Kesalahan adalah hal yang wajar dan dapat didiskusikan bersama. 5. Berbeda dengan Membuat Projek Membuat projek hanya fokus pada tujuan membuat barang. Sedangkan pembelajaran projek profil fokus pada prosesnya karena tujuannya adalah kompetensi. Murid melalui proses mendefinisikan masalah, menghasilkan ide, membuat prototipe, dan pengujian. Buku Sukses Projek Profil Pelajar Pancasila Sebagai Panduan P5 Pada webinar ini, hadir pula Inge Regitta, guru Guru SD Negeri Karawaci 13 Tangerang, menjadi narasumber yang berbagi praktik baik. Dia menceritakan pengalamannya menggunakan Buku Sukses Projek Profil dari Kampus Guru Cikal. Setiap aktivitasnya, Inge mengikuti panduan yang ada di buku tersebut. Dia memilih aktivitas yang sederhana karena ini merupakan penerapan projek profil pertama di sekolahnya. Baca juga: Darurat Iklim, Ini 3 Cara Menumbuhkan Green Behaviour di Sekolah “Di buku sudah disediakan kanvas belajar, untuk alat diskusi, berpikir, kerja berkelompok. Kanvas bisa diperbanyak sesuai jumlah murid. Banyak aktivitas pilihannya, dari diskusi, mengadakan kegiatan di luar sekolah untuk observasi, permainan,” jelas Inge. Inge menjelaskan, karena tersedia banyak pilihan aktivitas, dia bisa bebas memilih sesuai kebutuhannya. Sebagai guru sekolah dasar, beberapa aktivitas yang Inge pilih merupakan aktivitas yang berhubungan dengan banyak gambar. “Murid senang bahkan antusias ketika saya berkata, hari ini kita lanjut projek profilnya ya, karena ada gambarnya, ada aktivitas bergeraknya,” pungkas Inge. Dapatkan buku panduan P5 dari Kampus Guru Cikal: 1. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan, Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan Bonus tema: Kewirausahaan dan Rekayasa dan Teknologi, beli di sini. 2. Tema Kewirausahaan, Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan Bonus tema: Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal Ika, beli di sini.

Webinar Projek Profil Kampus Guru Cikal: Panduan Sukses P5 Read More »

projek penguatan profil pelajar pancasila

15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5

Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Makassar menggelar Festival Pameran Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan berlangsung pada Minggu (3/12) di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan dan disiarkan secara daring melalui YouTube. Acara ini merupakan rangkaian belajar bagi 2000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023.  Baca juga: 20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5 WIT merupakan program apresiasi untuk guru berupa program belajar untuk meningkatkan kompetensi. Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan P5 selama tiga bulan. “Guru peserta WIT tidak hanya belajar, namun juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari. Ini ruang yang kami fasilitas untuk berbagi. Tentu harapannya, kedepan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM. Sebagai komponen baru, masih banyak guru dan sekolah yang bingung bagaimana menerapkan P5. Tidak sedikit yang mengalami miskonsepsi, sehingga hasil belajar murid tidak maksimal. Baca juga: Pameran Karya WIT di Palembang: 12 Sekolah Unjuk Hasil Belajar P5 Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang tampil tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya. “Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu outputnya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid, kompetensi murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter dan kompetensi murid,” kata Rizqy. Selain Makassar, Festival Pameran Karya juga ada di Palembang, Batu, dan Bogor. Di Makassar terdapat 15 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan lima guru berbagi praktik baik. Pameran Karya P5: Gunakan Buku Kerja dari Kampus Guru Cikal Yusminiwati, guru SMA Islam Athirah 1 Makassar, salah satu narasumber praktik baik, berharap, pameran karya sering digelar di Makassar. Menurutnya, pameran karya merupakan ajang pemberian apresiasi atas proses belajar murid sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi. Pada kesempatan itu, Yusminiwati, menceritakan proses pembelajaran P5 di sekolahnya dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya. Selama penerapan, dia mendapat pendampingan dari tim WIT dan fasilitas Buku Kerja Sukses Projek Profil dari Kampus Guru Cikal. “Kami gabungkan dengan kegiatan pramuka. Topiknya Get Your Mental Health Better at Scouting. Tujuannya agar murid lebih aware terhadap kesehatan mental diri sendiri dan teman-teman sekitarnya,” terang guru kelas X itu. Baca juga: Festival Pameran Karya P5 di Bogor Yusminiwati bersama rekan guru fasilitator P5 lainnya menggunakan alur temukan, bayangkan, lakukan, dan bagikan. Pada tahap temukan, beberapa aktivitas yang murid lakukan bertujuan meningkatkan pemahaman murid mengenai kesehatan mental, salah satunya sesi sharing bersama psikolog. Kemudian pada tahap bayangkan, murid mengerjakan lembar kerja (LK) mind-mapping. Murid menulis aktivitas apa saja yang bisa dilakukan selama camping yang dapat mendukung kesehatan mentalnya (emotional wellbeing). Selanjutnya di tahap lakukan, murid melakukan focus group discussion dan berkomitmen untuk berperilaku positif selama camping. Perilaku positif seperti tidak ada senioritas, rajin beribadah, dan saling membantu dalam setiap aktivitas. Pada tahap bagikan, murid melakukan kampanye agar apa kesadaran terhadap isu mental semakin luas. Murid memilih cara yang berbeda-beda, ada yang membuat poster, infografis, hingga vlog. “Pelibatan murid, kolaborasi dalam prosesnya, merupakan pembelajaran bermakna bagi murid dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.  Terima kasih banyak kami ucapkan untuk program WIT yang mendukung kami para guru agar bisa memberikan pembelajaran bermakna ini. Kami bangga menjadi bagian dari WIT 2023. Semoga sukses selalu,” tutup Yusminiwati. (YMH)

15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5 Read More »

pameran karya projek penguatan profil pelajar pancasila

20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5

Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Batu menggelar Festival Pameran Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan berlangsung pada Minggu (3/12) di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur. Acara ini sekaligus merupakan rangkaian belajar bagi 2000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023. Baca juga: 15 Sekolah di Makassar Tampil di Festival Pameran Karya P5 WIT merupakan program apresiasi untuk guru berupa program belajar untuk meningkatkan kompetensi. Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan P5 selama tiga bulan. “Guru peserta WIT tidak hanya belajar, namun juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari. Ini ruang yang kami fasilitas untuk berbagi. Tentu harapannya, kedepan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM. Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang tampil tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya. Baca juga: Pameran Karya WIT di Palembang: 12 Sekolah Unjuk Hasil Belajar P5 “Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu outputnya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter murid,” kata Rizqy. Selain Batu, Festival Pameran Karya juga akan digelar di Palembang, Makassar, dan Bogor. Di Batu terdapat 20 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan 13 guru berbagi praktik baik. P5 Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A: Tingkatkan Kesadaran Murid Terhadap Makanannya Aidatul Khanifah, guru SD Negeri 4 Pandesari, terpilih menjadi narasumber praktik baik. Dia berharap pameran karya lebih sering diadakan. Pasalnya, pameran karya memberi kesempatan pada murid untuk menunjukkan proses belajarnya, tidak hanya fokus pada hasil. Guru antar sekolah juga bisa saling menginspirasi. Pada kesempatan itu, Aidatul berbagi pengalaman menerapkan P5 tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang didampingi oleh tim WIT. Dia memakai alur temukan, bayangkan, dan lakukan yang ada di Buku Kerja SUKSES Projek Profil. Baca juga: Festival Pameran Karya P5 di Bogor Pada tahap temukan, Aidatul menggelar beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan kepekaan murid terhadap lingkungan. Diantaranya jalan santai sambil mengambil sampah yang ditemukan, diskusi mengenai asal sampah, menonton bersama “Kisah Si Paus”, membaca bersama buku “Lutfan dan Si Monster” lalu mendiskusikannya, dan terakhir kunjungan ke tempat pengelolaan sampah terpadu. Selanjutnya di tahap bayangkan, dia mengajak murid membayangkan dunia tanpa sampah. Murid melakukan beragam aktivitas bersama. Salah satunya melakukan aktivitas bersama orang tua untuk mengetahui pengelolaan sampah di rumah dan bersepakat memilah sampah yang masih bisa bermanfaat. “Pada tahap ini, empati murid semakin meningkat. Apa yang mereka rasakan ketika melihat sampah, hingga mereka menyadari kalau sampah adalah tanggung jawab bersama,” jelas Aidatul. Setelah itu, murid melakukan wawancara pada narasumber aktivis lingkungan untuk mengklarifikasi pengetahuan mereka tentang sampah. Dari ilmu yang mereka dapatkan, Aidatul mengajak murid berdiskusi dan bersepakat mengenai apa saja yang bisa mereka lakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan. Tahap ini merupakan tahap lakukan. Ada tiga kesepakatan, yaitu reduce dengan menghabiskan bekal yang mereka bawa dari rumah, reuse dengan membuat kreasi sampah diawali dengan memilah sampah, dan melakukan kampanye. “Saya merasa perjalanan belajar P5 seperti ini lebih bermakna dan menyenangkan untuk murid. Tidak hanya fokus membuat produk, tapi prosesnya. Saya sangat terbantu dengan program WIT yang mendampingi penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Banyak pengetahuan yang memang saya butuhkan,” tutup Aidatul. (YMH)

20 Sekolah di Batu & Malang Tampil di Festival Pameran Karya P5 Read More »