Cerita Guru Belajar menggelar talkshow “5 Strategi Transformasi Peran Pengawas Sekolah” yang merupakan rangkaian event Pekan Temu Pendidik Nusantara X. Talkshow yang diadakan secara daring ini berlangsung pada Minggu (8/10).
Talkshow ini menghadirkan narasumber praktisi pendidikan, Bukik Setiawan, Ketua Yayasan Guru Belajar, dan dipandu oleh Wahyu Ekawati, pengawas Dinas Kabupaten Jember sekaligus Ketua Pengawas Belajar Nusantara.
Baca juga: Iwan Syahril: 3 Hal yang Harus Dimiliki Guru Abad ke-21
Pada kesempatan itu, Bukik mengatakan terdapat 5 strategi prinsip dan 3 cara teknis untuk meningkatkan kualitas pengawas. Regulasi terkait peran pengawas telah diperbarui melalui Perdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbudristek No. 4381 tahun 2021.
Lima Strategi Transformasi Pengawas
“Lima strategi prinsipnya yaitu memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, dan memberdayakan konteks. Karena ini sifatnya prinsip maka perlu dilakukan sepanjang tahun,” kata Bukik.
Pertama, memanusiakan hubungan, maksudnya membangun relasi dan percakapan hubungan tidak atas nama jabatan. Pasalnya, percakapan dengan label jabatan akan membuat relasinya sangat terasa formal dan kaku.
“Ketika membangun relasi yang memanusiakan hubungan berarti memperhatikan karakteristik orang yang Bapak/Ibu ajak bicara,” terang Bukik.
Kedua, memahami konsep esensial dari transformasi pembelajaran bukan hanya aspek kelengkapan administrasi.
Ketiga, membangun keberlanjutan dengan mengakui praktik baik yang sudah berhasil dan melakukan perbaikan kedepannya berdasarkan umpan balik dari berbagai pihak.
Baca juga: Framework untuk Memudahkan Pendidik Mengembangkan Karier Murid
Selanjutnya, memilih tantangan, artinya berani mengarah pada sasaran yang tinggi tapi tetap realistis. Pengawas secara merdeka bisa menentukan targetnya sendiri yang sesuai dengan dirinya.
“Mungkin ada beberapa hal dari transformasi yang dikompromikan terlebih dahulu. Ngga papa. Tapi tentu harus ada hal-hal baru, perubahan yang dilakukan,”
Terakhir, memberdayakan konteks, yaitu bagaimana pengawas harus memperlakukan warga sekola sebagai rekan seperjuangan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan yang berpihak pada anak.
Tiga Cara Meningkatkan Kualitas Diri Sebagai Pengawas
Apabila strategi lebih pada konsep, “cara” merupakan teknisnya. Cara bisa langsung pegawas terapkan. Pertama, mengukur kompetensi diri sendiri. Kedua, mulai mengenalkan dan memperkenalkan diri lebih memanusiakan saat berkunjung ke sekolah binaan.
“Saat berkunjung bisa bertanya tempat tinggal, kesukaan, hobi, dan lainnya. Sederhana tapi memanusiakan,” jelas Bukik.
Ketiga, melakukan simulasi pendampingan dengan satu hingga dua teman belajar. Bukik menegaskan, simulasi merupakan cara yang powerfull tapi jarang pengawas lakukan.