Isu mengenai literasi begitu menarik untuk diperbincangkan. Akses buku yang tidak merata, jarak perpustakaan yang jauh dan berada di pusat kota, hingga rendahnya kecocokan buku dengan kebutuhan pembaca menjadi beberapa penyebab rendahnya tingkat gemar membaca di daerah-daerah terpencil.
“Permasalahan yang ada saat ini, asesmen 2021 menunjukkan Indonesia masih mengalami darurat literasi. 1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi,” tutur Chatarina Trihastuti, Direktur ProVisi pada kelas kolaborasi TPN X pada Rabu (11/10) lalu.
Literasi merupakan salah satu pilar utama ProVisi. Bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan, ProVisi hadir sebagai kolaborator Kemendikbudristek untuk membekali keahlian teknis dan rekomendasi dalam meningkatkan kualitas dan akses buku guna menumbuhkan kebiasaan membaca di kalangan anak-anak di Indonesia.
Kontribusi ProVisi dalam 3 pilar program, yakni:
- Seleksi dan Penjenjangan Buku
- Pencetakan dan Pendistribusian Buku
- Pelatihan
Pada kelas bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Anak-Anak Indonesia ini, Rina, sapaan akrab Chatarina, berbagi informasi mengenai buku bacaan berkualitas, rekomendasi untuk mengakses buku, hingga informasi pelatihan bagi guru, orang tua, maupun berbagai pihak yang tertarik dengan isu literasi.
Dia menyampaikan pentingnya peran buku berkualitas yang dapat mempengaruhi sistem perbukuan. Ia menyatakan bahwa buku dapat menumbuhkan minat baca pada anak.
“Tidak ada anak-anak yang tidak suka membaca buku, yang terjadi adalah anak-anak yang belum menemukan buku bacaan yang tepat,” ungkapnya.
Ciri Buku Bacaan Anak Berkualitas
Beberapa ciri buku berkualitas disampaikan Rina berdasarkan hasil focus group discussion bersama anak jenjang PAUD dan SD.
-
Buku yang anak-anak ingin baca
Buku yang benar-benar ingin dibaca anak dan bukan yang diinginkan oleh orang dewasa adalah buku yang berkualitas. Anak-anak umumnya memilih buku karena warnanya yang menarik, ilustrasi atau karakter dalam buku, maupun cerita yang dekat dengan pengalaman anak.
-
Tidak terbatas pada genre tertentu
Buku yang berkualitas terdiri dari berbagai macam genre, dapat memfasilitasi kebutuhan anak, serta memenuhi berbagai peran sebagai jendela, pintu geser, dan cermin.
“Peran penting buku diperkuat dengan pendapat dari Rudine Sims Bishop, yaitu buku sebagai jendela yaitu anak melihat pengalaman baru, pintu geser maksudnya anak dapat mengeksplorasi dunia baru, dan cermin yaitu anak dapat merefleksikan pengalaman hidupnya,” terang Rina.
Sesuai jenjang baca
Buku yang berkualitas tersedia bagi semua jenjang baca. Penyediaan buku berjenjang sangat penting, karena kebutuhan dan kemampuan setiap anak yang beragam.
“Anak memiliki kemampuan membaca berbeda meskipun berada di jenjang kelas yang sama,” ujar Rina.
Guru: Punya Peran Penting untuk Buku Bacaan Anak Berkualitas
Selain kesadaran mengenai peran penting buku berkualitas, pelatihan bagi guru juga sangat penting dan perlu penyorotan. Rina menyampaikan hasil riset mengenai dampak pelatihan yang disertai dengan buku bacaan yang berkualitas.
“Pelatihan dengan disertai buku bacaan menaikkan nilai literasi siswa sebanyak 8% pada kemampuan membaca dan 9% pada kemampuan mendengar,” ungkap Rina.
Saat ini terdapat banyak platform yang menyediakan akses buku-buku berkualitas seperti SIBI, Budi, Pibo, Literacy Cloud, Let’s Read, Buku Aku, dan Sekolah Enuma.
“Sediakan buku bacaan bermutu untuk anak maka akan menumbuhkan ekosistem perbukuan, minat baca tumbuh, kemampuan literasi tumbuh beriringan. Mari kita sebarkan kegembiraan membaca di mana saja dan kapan saja,” tutup Rina.
Penulis: Monica Rini Widiastuti
Editor: Yosinta Maharani Here